"Janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat kepada takwa.”

(Al-Maidah ayat 8).

Minggu, 02 Maret 2014

Wonosobo, Selasa (28/1/14)
Pukul 09:30 WIB Jemaat Ahmadiyah dan Muslim Television Ahmadiyah (MTA) telah Bersilaturahmi kepada Bupati Wonosobo Drs. H. Abdul Kholiq Arif, MSi di Pendopo. Tim silaturahmi terdiri dari kontributor TV Muslim (MTA) Munawar Aziz, SH, Mubwil Jateng Tengah Mln. Nurhadi, mubaligh Jemaat Bendungan Mln. Erik Ahmad Fatih dan mubaligh Jemaat Wonosobo Mln. Sajid Ahmad Sutikno.
Dalam kesempatan itu pihak Jemaat Ahmadiyah menyampaikan maksud kehadirannya dan dari TV Muslim akan mengangkat Wonosobo beserta potensi yang dimilikinya ke kanca Internasional untuk kesekian kalinya, diantaranya sebagai kabupaten harmonis dan toleran. Bupati banyak menyampaikan hal penting, antara lain: Islam mengajarkan kepada umatnya tentang humanisme atau humanitas dalam konteks ajaran prinsip kemanusiaan. Sedangkan pandangan terhadap Islam sebagai agama keji, kejam, identik dengan pedang harus diluruskan dalam konteks yang sesungguhnya. Islam itu agama kemanusiaan, Rasulullah SAW itu memberikan ajaran kemanusiaan, Alquran itu memberikan pengajaran kemanusiaan. Al-hadis dan as-sunah memberikan ajaran kemanusiaan. Kalam orang-orang suci dalam islam juga memberikan pengajaran kemanusiaan. Inilah yang sedang diterapkan di Wonosobo.

Selanjutnya Bupati mengatakan bahwa Allah itu sudah mengajarkan toleransi dalam Alquran, "lakum diinukum waliyadin" agamamu agamamu, agamaku agamaku. Inilah konsep toleransi tertinggi. Sementara itu, dalam menghadapi tahun 2014 sebagai tahun politik, Bupati mengatakan bahwa, tahun ini mulai kita lewati dengan strategi Tuhan memberikan cobaan berupa banjir, tanah lonsor, angin puting beliung dll. Di mana konstekstualisasi ajaran kepemimpinan adalah yang pro terhadap lingkungan menjadi sesuatu yang sustainable. Filosofi yang dapat kita ambil dalam momentum 2014 sebagai tahun politik adalah mari kita cari wakil-wakil rakyat, mari kita cari pemimpin-pemimpin umat, yang bisa dan mau tahu  kondisi alam semesta. Pemimpin yg baik adalah pemimpin yang peduli alam semesta juga.

Kemudian bupati menyampaikan tentang tema gotong royong. Ia menukil firman Allah swt "wa'tashimu bihablillahi jami'a wa laa tafarroqu", ayat ini mengajarkan tentang gotong-royong, ia menjadi sarana keharmonisan, bagaimana kita menciptakan kebersamaan. Melalui tema gotong-royong yang sedang terus kita galakan di Kabupaten Wonosobo. Hal ini berguna untuk membina karakter-karakter masyarakat menuju kedamaian yang lebih sistemik. Ini kita gerakan ke dalam banyak momentum, baik momentum gotong royong di masyarakat desa, atau pun masyarakat kota.

Selain itu, Bupati juga menyinggung tentang trend global. Ia mengatakan, bahwa  dirinya mengikuti trend global, yaitu akan ada study analisa akademik, Wonosobo akan menjadi kabupaten ramah Hak Asasi Manusia. Ada 18 tema yang diangkat, salah satunya adalah menebarkan senyum, menebarkan kedamaian pada semua pemeluk agama untuk saling menghormati satu sama lain. Ini poin penting. Negara, pemerintah wajib mencari cela-cela untuk selalu ciptakan kondusifitas bagi semua secara lebih normal. Kita akan tunjukan, bahwa Islam itu bisa memberi toleransi kepada masyarakat-masyarakat yang tidak Islam. Kemudian Bupati menyampaikan, bahwa para pengikut agama memiliki keyakinan-keyakinan, dimana keyakinan-keyakinan itu sendiri tidak bisa dibeli, dan kita tidak akan mampu membelinya. Itu harus dihargai dan dihormati.

Berbicara konsep dakwah, adalah konsep mengingatkan, tentang sebuah ajaran yg hak, tetapi siapa pun tidak bisa memberikan hidayah kepada manusia kecuali Allah swt. Jadi "laa ikroha fiddin" tidak ada pemaksaan dalam beragama, ini berlaku mutlak bagi siapapun. Ini dasar pemahaman yang utuh, yang akan diangkat sebagai pasal pertama dari kabupaten ramah HAM. Demikian pula dlm pemahaman-pemahaman antar kelompok, antar sekte, antar mazhab dalam setiap aliran dalam setiap agama, ada toleransi. Paham mu kamu pegang dengan baik, pahamku akan aku pegang dengan sempurna. Ini bagian dari pembelajaran dari keumatan, dalam konteks Negara berbhineka tunggal ika, yang secara ajaran apapun, Pancasila itu lengkap sudah memberikan statmen utuh tentang itu.

Kemudian ia meneruskan, bahwa konsep mengenai kabupaten ramah HAM, insyaallah pada bulan Februari 2014 ini sudah mulai kita kaji, kita akan datangkan praktisi HAM dunia, dari Korea Selatan, mereka akan bantu kita, mudah-mudahan praktisi dari Bercelona, Spanyol juga, akan bantu kita, untuk menciptakan satu tema-tema kemanusiaan dalam kehidupan di Indonesia, Wonosobo akan mulai. Dalam 18 tema kabupaten ramah HAM ada juga masalah-masalah teknis mengenai pola metode dalam membangun fasilitas-fasilitas umum, yang pro terhadap anak, perempuan, orang-orang devable, dan orang-orang yang tidak berkemampuan, ada juga masalah-masalah sepeleh seperti membikin taman-taman kota, membikin public speech, yang memungkinkan orang itu bersilaturahmi, berolahraga dll, yang mengidentifikasikan kabupaten ramah HAM. Yang akan kita ciptakan menjadi sebuah sistem, termasuk sistem berkehidupan damai (harmonis).

Kemudian Bupati menyampaikan seputar pertanyaan publik "Besok jika bapak sudah tidak menjabat, lalu yang ganti siapa?" Ia menjawab, yang akan mengganti adalah orang-orang yang paham terhadap sistem, kita sedang membikin sistem itu, keamanan harus menjadi sistem yang baik ditingkat lokal, toleransi harus menjadi sistem yang baik di tingkat lokal. Menurutnya ini semua adalah produktifitas.

Selanjutnya, Bupati menyampaikan pengalamannya bertemu Khalifah Islam Ahmadiyah Internasional di Singapura beberapa bulan lalu. Setelah mendengar konsep perdamaian dari Khalifah, apakah bisa diterapkan menjadi konsep di Indonesia?, tanya wartawan TV Muslim. Katanya, produktifitasnya sangat luar biasa. Manusia itu butuh hidup nyaman, butuh hidup aman, butuh hidup damai. Dan konsep Rasulullah saw adalah berikan pipi kirimu ketika pipi kananmu ditampar orang, bahasa yang sederhana adalah berikan senyum ketika ada caci maki, jadi tidak perlu ada kemarahan, Khalifah sudah membuat statmen yang sudah sangat luar biasa, dan ini adalah produk yang luar biasa, (sambil angkat 2 jempolnya) bupati bilang hebat, tinggal bagaimana kita sebagai masing-masing orang itu memaknainya dalam kontekstualisasi sebagai ajaran damai, bagi setiap orang yang beragama. Mereka yang anarkis harus mengatur nafsunya, mereka yang ngaku paling Islam itu, tidak perlu angkat nafsunya atau kemarahannya, berlaku anarkis, karena Islam itu agama damai, dan Islam ajarkan hal itu.

Ia melanjutkan, jadi implementasinya kuat, kebencian dibalas dengan darma, maka semua makhluk hidup akan merasa berbahagia. Dan ini yang saya tangkap dari Khalifah. Khalifah berusaha mengembalikan citra Islam yang digambarkan dengan kekerasan, digambarkan sebagai agama haus darah dan pedang atau pembunuhan oleh dunia, menjadi Islam yang damai. Islam yang penuh keramahan, islam yang benar-benar menjaga bumi,...."Dunia harus berterimaksih kepada Khalifah", tambahnya. Harapan selanjutnya, Bupati ingin bisa melihat langsung secara utuh perkembangan-perkembangan Islam di dunia (di Eropa dll), berharap Islam bisa bangkit dan kembali seperti masa-masa silam yang luar biasa.

Jemaat Ahmadiyah dan para tokoh lintas agama Wonosobo di depan pendopo setelah wawancara
Kemudian TV Muslim internasional (MTA) melanjutkan liputannya ke Koperasi dan beberapa lokasi UKM di Wonosobo. Seperti pembuatan tiwul instan, keripik terong, keripik tempe, kerajinan tangan dll. Juga wawancara beberapa tokoh lintas iman antara lain Ketua FUB Wonosobo Haqqi Al-Ansori, S.Ag, Romo Katholik Philipus S. Dewantoro, MSC, aktifis GUSDURIAN sdr. Syarif, wartawan Wonosobo Ekspres sdr Agus, tokoh IJABI M. Arman. Kemudian menuju PCNU mengadakan wawancara kepada ketua GP Ansor Asma Khozein dan perwakilan Banser Ngakib Al-Ghozali. Hasil silaturahmi dan liputan ini akan ditayangkan TV Muslim Ahmadiyah Internasional (MTA). Salam damai dari Wonosobo.(SAS)

Liputan dengan Kepala Koperasi Wonosobo

Ketua GP Ansor, Bpk. Asma Khozein

Kunjungan dan wawancara dengan GP Ansor Wonosobo

Editor: Rakhmat Fithri Adi

0 komentar:

Posting Komentar