"Janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat kepada takwa.”

(Al-Maidah ayat 8).

Selasa, 01 April 2014

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V atba pada 9 Desember 2011 dalam khotbah Jum’at menyatakan,
[Adapun contoh kita lainnya], belum lama ini tuan Amir kita Jemaat Kababir (Haifa, Palestina masuk pendudukan atau penguasaan Israel) dan rombongan melawat ke Italia. Sebelum berangkat, beliau menyampaikan kepada saya (Hudhur V atba), “Rombongan yang hendak berangkat ini terdiri dari para agamawan yang dibentuk untuk menumbuhkan kedekatan antar agama, mereka pergi [ke Italia] untuk berjumpa dengan Sri Paus (Benediktus XVI, Pemimpin Vatikan) bahkan Sri Paus sendiri yang mengundangnya. Oleh karena itu, bila menurut pandangan Hudhur adalah baik apakah Hudhur (yang mulia) berkenan untuk menyampaikan sesuatu pesan dan menghadiahkan satu naskah Alqur’anul Karim?”
Maka saya pun berkata kepada beliau, “Ini hal yang sangat baik, silakan melaksanakan hal itu!” Setelah itu, saya pun menuliskan pesan saya dan mengirimkan kepada beliau agar disampaikan kepada Sri Paus sekaligus pula kepada para Kardinal (pejabat tinggi gereja) di Vatikan tersebut. Dihadiahkan pula sebuah Alqur’an Karim kepada Sri Paus. Foto-foto peristiwanya dimuat di beberapa surat kabar di sana. Saya akan menyampaikan sebagian dari laporan yang ditulis oleh tuan Syarif Audah sesudah kepulangan beliau dari Italia.
Beliau melaporkan, “Khaksaar (saya) mulaqat (berjumpa) dengan Sri Paus di kediamannya di Italia pada tanggal 10 November 2011 bersama dengan rombongan Dialog Antar Agama yang diantara anggotanya ialah Hakhaam A’zham (pemimpin besar agama Yahudi) Israel yang merupakan Rabbi Agung di sana (Israel), beberapa orang Kristen, Yahudi dan kaum Muslimin lainnya juga ikut serta. Saya menyampaikan surat dari Hudhur kepada Sri Paus sambil mengatakan, ‘Surat ini berisi pesan yang sangat penting dari Hadhrat Imam Jemaat Ahmadiyah se-dunia.’ Beliau (Sri Paus) dengan tangan beliau sendiri menerima surat tersebut secara langsung. Begitu pula saya juga menghadiahkan satu set Alqur’an dengan terjemahannya dalam Bahasa Italia. Televisi Italia dan Televisi Israel, begitu pula beberapa surat kabar Italia dan suratkabar Israel baik yang berbahasa Arab maupun berbahasa Ibrani menayangkan dan memuat foto-foto saya bersama Sri Paus. Setelah pertemuan, dalam sebuah konferensi pers di radio Vatikan, saya menyebutkan mengenai surat dari Hudhur itu dan saya sampaikan ikhtisarnya dan saya bagi-bagikan fotokopinya kepada para wartawan. Demikian pula, di Vatikan saya juga menyediakan salinan [dari pesan Hudhur] kepada Kardinal yang bertanggungjawab atas gereja-gereja di Timur Tengah. Saya juga berjumpa dengan (wakil kardinal) komite dialog antar agama di sini (Vatikan) dan beliau mengundang saya untuk menyampaikan sambutan di sebuah konferensi. Konferensi tersebut akan diadakan tahun depan di Sarajevo (Bosnia).”
Adapun khulaashah (ringkasan) surat yang saya (Khalifatul Masih V) tulis kepada Sri Paus adalah sebagai berikut: Dimulai dengan kalimat doa, kemudian ayat Alqur’anul Karim ini,

 “Katakanlah oleh engkau, ‘Hai Ahli-kitab, marilah kepada satu kalimat yang sama di antara kami dan kamu – bahwa kita tidak menyembah kecuali kepada Allah, dan tidak pula kita mempersekutukan-Nya, dengan sesuatu apapun, dan sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.’ (Surah Ali Imran[3] : 65)

(Nomor ayat dihitung dari kalimat Basmallah sama seperti Surat Al-Fatihah[1])

Lalu saya menyebutkan (saya persingkat penjelasan saya), “Islam saat ini dari satu segi dalam pandangan dunia tengah dalam sorotan sehingga ajarannya dicerca (sebagai agama kekerasan, teroris dan lain-lain). Meskipun hal tersebut disebabkan perilaku sebagian kaum Muslim sendiri namun demikian bila itu menjadi alasan untuk mencerca (mengkritik keras, menyerang) ajaran Islam maka sesungguhnya hal ini benar-benar salah. Dan disebabkan perilaku salah sebagian kaum Muslimin ini membuat orang-orang terpelajar juga tidak berhenti melakukan blunder (kesalahpahaman) dengan ikut menyerang (mengkritik tajam) Islam dan Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. Seperti ajaran setiap pendiri agama atau ajaran setiap agama bahwa tujuan (ajaran agama, ajaran pendiri agama) adalah untuk menghubungkan manusia dengan Tuhan demikian pula ajaran Islam dan bahkan lebih dari itu. Oleh karena itu, hendaknya tidak menyerang Islam dengan membuat gambaran buruk terhadapnya disebabkan perilaku buruk sebagian umatnya. Islam mengajarkan kita semua untuk memuliakan seluruh nabi termasuk nabi-nabi yang diceritakan dalam Kitab Bible dan juga dalam Kitab Suci Alqur’anul Karim. Kami adalah ‘ajiz ghulam - para hamba yang hina dari Hadhrat Muhammad Mushthafa saw, kami akan merasa sangat menderita (sakit hati) apabila kemuliaan dan kehormatan nabi kami saw diserang.
 Kami menjawab berbagai serangan kepada beliau saw tersebut namun caranya dengan menyajikan keindahan ajaran beliau saw lalu menyampaikan ke hadapan dunia ajaran Alqur’an Karim yang mengajarkan cinta kasih dan tali persaudaraan [bukan dengan kekerasan dan unjuk rasa penuh kemarahan, pent.]. Ajaran pokok Islam adalah berjalan diatas jalan ketakwaan dan alunan suara yang untuk menyebarkannya bergema dari masjid-masjid kami lima kali sehari di dalamnya dijelaskan mengenai keagungan Allah (Allahu Akbar) dan hal ini diumumkan bahwa Hadhrat Muhammad Rasulullah saw adalah Rasul Allah Ta’ala.”
Kemudian lebih lanjut hal ini juga ditulis, “Sekarang ini kedamaian hidup di dunia sudah sangat berkurang disebabkan dengan mengangkat isu kebebasan berpendapat dan berkeyakinan, sebagian orang, satu dengan yang lain mempermainkan perasaan orang lain dan menyampaikan serangan (kata-kata, tulisan) yang membuat penderitaan (menyakitkan hati) dari sisi agama (kepercayaan). Dewasa ini perang-perang dalam skala kecil telah dimulai. Perkara yang mendesak sekarang ini ialah mengupayakan agar perang-perang itu dihentikan. Jika tidak, niscaya dapat mengarah kepada Perang Dunia yang akan berdampak kepada kerusakan yang tidak kita perkirakan.”
Lalu saya menulis kepada beliau, “Jadi, kita alih-alih (bukannya) selalu memikirkan arah perhatian bagaimana agar lebih banyak lagi kemajuan materi di dunia, [malahan] kita perlu lebih memikirkan untuk menyelamatkannya (dunia) dari kerusakan. Jika tidak, kerusakan adalah hal yang pasti. Para pemimpin agama perlu membuat berbagai macam ikhtiar (upaya) untuk menyelamatkan dunia dari pertikaian satu dengan yang lain dan merampas hak orang lain.”
Dan saya menulis kepada beliau (Paus), “Tuan memiliki suara yang berpengaruh (yang akan didengar) di dunia dan umat yang banyak. Oleh karena itu upayakanlah hal ini. Semua agama di dunia bekerja-sama satu dengan yang lain untuk mengupayakan perdamaian serta mengenali Sang Pencipta mereka Yang Tunggal.” Itulah ringkasan surat yang saya kirimkan kepada beliau (Sri Paus). Semoga Allah membuat beliau memahami pesan tersebut, dan sudah membacanya. Semoga mereka dapat menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, menghormati agama lain, dan terutama lagi mengenali Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagaimana dilaporkan oleh tuan Audah (Odeh), para pemimpin Muslim lain dan sejumlah tokoh juga hadir pada kesempatan tersebut, akan tetapi yang mendapat taufik untuk menyampaikan pesan Islam dan pesan Alqur’an kepada Sri Paus hanyalah salah seorang dari hamba-hamba Imam Zaman dan Jariullah [yaitu Hudhur V atba, Khalifah adalah hamba dan naib atau pembantu Imam Mahdi, sang Jariullah].

Lalu orang-orang itu (yang menentang Jemaat Ahmadiyah) berkata, “Kaum Ahmadi adalah bukan Muslim dan na’udzu billaah mereka orang-orang yang menghina Nabi saw dan kitab suci Alqur’an.” (Padahal itu tuduhan dusta dan fitnah kejam, penerjemah)

Kita toh dapat menyaksikan dewasa ini pemandangan keberhasilan-keberhasilan dengan suatu keagungan baru dari Islam berkat menggabungkan diri dengan Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud as (Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad). Bahkan, pihak di luar Jemaat yang di dalam hati mereka tidak terdapat rasa benci dan kedengkian, mengakui bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as secara meyakinkan telah mencapai maksud dan tujuan beliau as (cita-cita beliau tercapai). Sumber: Teks Khotbah Jum’at dalam bahasa Urdu.

Pemimpin Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad telah mengirimkan pesan langsung kepada Paus Bebediktus XVI menyerukan Paus untuk menggunakan pengaruhnya guna mendorong toleransi agama dan pembentukan nilai-nilai kemanusiaan di seluruh dunia.

Pesan ini disampaikan secara pribadi oleh Amir Jamaah Ahmadiyah di Kababir, Muhammad Sharif Odeh yang bertemu Paus sebagai bagian dari delegasi resmi ulama terkenal Israel. Dalam pesannya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad berbicara tentang Keadaan dunia yang berbahaya. Beliau mengatakan:
“Dengan penuh penyesalan bahwa jika sekarang kita mengamati keadaan dunia saat ini lebih dekat, kita menumukan bahwa pondasi untuk perang dunia selanjutnya telah diletakkan. Sebagai konsekuensinya dari begitu banyaknya negara yang memiliki senjata nuklir, dendam dan permusuhan meningkat dan dunia berada di jurang kehancuran. Saya percaya ini merupakan hal yang sangat penting, bahwa kita semakin meningkatkan upaya kita untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Ada kebutuhan mendesak bagi umat manusia untuk kembali kepada Sang Penciptanya, karena ini adalah satu-satunya jaminan untuk kelangsungan hidup umat manusia.”

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad juga mengatakan bahwa dunia harus menilai agama pada ajaran sejati mereka, bukan pada tindakan salah dari individu atau kelompok. Beliau mengatakan:
“Jika seseorang tidak mengikuti ajaran tertentu sebagaimana mestinya, sementara ia mengaku benar pada tindakannya itu, maka dirinyalah yang berada dalam kesalahan, bukan ajarannya. Lembar demi lembar, Alquran mengajarkan cinta kasih, kasih sayang, perdamaian, toleransi, rekonsiliasi dan semangat pengorbanan.
Oleh karena itu jika ada yang menggambarkan Islam sebagai agama yang ekstrim dan keras yang penuh dengan ajaran pertumpahan darah, maka penggambaran tersebut tidak memiliki link dengan Islam yang sesungguhnya.”
Berbicara tentang peran dari Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:
“Praktek Jamaah Muslim Ahmadiyah hanyalah Islam yang benar, dan murni bekerja untuk mendapatkan ridho Allah taala. Jika ada Gereja atau tempat ibadah lainnya berdiri yang membutuhkan perlindungan, mereka akan menjumpai kami berdiri bahu membahu dengan mereka.
Jika pesan apapun yang keluar dari masjid kami maka itu tidak lain adalah Allah Maha Besar dan kami bersaksi bahwa tidak ada yang layak disembah kecuali Dia(Allah) dan Muhammad (saw) adalah utusan Allah.”

Mirza Masroor Ahmad menyimpulkan dengan berdoa bagi perdamaian dunia dan mendesak semua pihak lain untuk memainkan peranan dan perhatian mereka untuk semua hal yang penting ini. Beliau mengatakan:

“Ini adalah doa saya agar semua memahami tanggung jawab kita dan memainkan peranan kita dalam membangun perdamaian dan cinta, dan untuk keridhoan Pencipta kita di dunia ini. Kami sendiri terus berdoa, dan kami terus menerus meminta kepada Allah semoga kehancuran dunia ini bisa dihindarkan. Saya berdoa agar kita diselamatkan dari kehancuran yang menanti kita.”

Berita di bawah ini sumber: http://ahmadiyyatimes.blogspot.com/2011/12/uk-world-muslim-leader-sends-message-of.html

0 komentar:

Posting Komentar