"Janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat kepada takwa.”

(Al-Maidah ayat 8).

Jumat, 07 Maret 2014

Apabila anda berjalan-jalan di kota London maka pada badan bus-bus kota yang berseliweran disana anda akan membaca tulisan besar berbunyi : “Muslims for Loyalty, Freedom and Peace ”.
Promosi pesan damai tersebut merupakan bagian dari kampanye nasional yang diluncurkan oleh komunitas Muslim tertua di Ingris; Komunitas Muslim Ahmadiyah dalam rangka untuk menegaskan kembali tentang prinsip-prinsip Islam yang damai. Kampanye ini juga mempunyai tujuan untuk menandingi upaya kaum ektrimis yang menggunakan Islam untuk tujuan dan alasan politik.

Sekitar 100 bus di London membawa pesan damai tersebut.
Selain itu Jamaah Muslim Inggris juga akan mengambil bagian dalam kampanye nasional dengan cara membagi-bagikan selebaran yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip Islam sejati.
Selebaran tersebut menegaskan kepada masyarakat sebuah moto “Love for All Hatred for None.” dan menjelaskan mengenai kunci keyakinan di balik agama. Ini termasuk hak-hak yang sama untuk semua dan melindungi kekeramatan hidup.
Selebaran itu berbunyi: “Islam menekankan kesucian hidup dan tegas menolak kekerasan dan terorisme dalam bentuk apapun (termasuk pemboman bunuh diri) demi untuk alasan apapun.
Kampanye ini direncakan akan berlangsung hingga enam bulan, dengan menjadikan wilayah perkotaan sebagai sasaran pertama. Ditahap awal kampanye ini, Komunitas Ahmadi mentargetkan pesannya sampai kepada 10% dari populasi penduduk kota, dan dapat mengunjungi setidaknya tiga juta rumah tangga.
Shahid Malik, anggota parlemen untuk wilayah Dewsbury dan Mirfield mengatakan, kampanye ini telah “mempromosikan pemahaman dan eksplorasi yang lebih luas tentang Islam pada masyarakat Inggris.
Kampanye ini datang pada saat Islamofobia nampak semakin meningkat.
Hasil survey dari The British Social Attitudes yang dirilis awal bulan ini menunjukkan bahwa hanya seperempat dari jumlah penduduk yang menilai positif terhadap Islam, sementara 55% dari penduduk menentang rencana pembangunan masjid besar yang dibangun di daerah mereka.
Tuan Rafiq Hayat, presiden Asisoasi Nasional Musim Ahmadiyah Inggris mengatakan: “Islam sejati yang damai terpisah jauh dari kebencian seperti yang dikhotbahkan oleh kaum minoritas ekstremis yang sama sekali tidak mewakili Islam, setiap hari melalui media, kata-kata dan perbuatan mereka justru memiliki dampak yang merusak bagi ummat Muslim dan non-Muslim.
“Dengan menekankan nilai-nilai yang di highlight dalam kampanye ini kami berharap dapat memfasilitasi pemahaman Islam yang lebih baik sehingga orang dapat menilai sendiri tindakan-tindakan mereka yang mengaku berbicara dan bertindak atas nama Islam. Islam menekankan untuk penyebarluasan kedamaian, baik dalam kata-kata maupun perbuatan”
Untuk informasi lebih lanjut tentang kampanye tersebut anda bisa mengunjungi www.loveforallhatredfornone.org sebuah situs yang telah diluncurkan untuk mendukung tujuan ini.
(((Posting lain yang berhubungan dengan topik ini, bisa dibaca di IslamNet.))) http://denagis.wordpress.com/2010/01/26/pertama-dalam-sejarah-pesan-damai-islam-di-bis-bis-kota-london/
Majelis Khuddamul Ahmadiyya (Pemuda Muslim Ahmadiyah) menghabiskan waktu Sabtu Sore di Paris mempromosikan pesan bahwa Islam adalah agama damai.

“Kami ingin menghilangkan mitos apapun tentang apa yang Alquran gambarkan”, kata Umar Riaz. “Beberapa orang berfikir Islam adalah agama terorisme, tetapi jika anda telah melakukan penelitian sendiri, Anda akan menyadari bahwa tidak ada satupun di dalam Alquran terdapat ayat-ayat tentang terorisme. Semuanya tentang perdamaian dan kasih sayang sesama manusia.”

Relawan dari Pemuda Muslim Ahmadiyah mendirikan pameran di Perpustakaan Paris pada akhir pekan untuk mendidik, menginformasikan dan mendiskusikan Islam.

Ahmadiyah adalah sebuah sekte Islam yang didirikan pada 1889 di India yang telah mempunyai cabang di seluruh dunia, saat ini di seluruh Kanada telah memiliki 65 cabang.

Adam Alexander, koordinator acara mengatakan Jamaah Ahmadiyah mulai bertabligh secara damai segera setelah peristiwa pembakaran Alquran oleh Pastur Terry Jones di Florida pada April tahun lalu.

“Beberapa negara-negara muslim kehilangan pikiran mereka dalam masalah ini,” kata Alexander. “Tetapi pemimpin Ahmadiyah mengatakan bahwa satu sisi ini adalah kesalahan umat Islam sendiri karena kita tidak benar menggambarkan Aluran dengan cara yang seharusnya.”

Pemuda Ahmadiyah telah mengadakan sesi informasi di 125 komunitas kecil di Kanada setelah hampir satu tahun dari pintu ke pintu bertabligh dimana 2500 relawan telah membawa pesan mereka pada lebih dari 1.2 juta Masyarakat Kanada di 254 kota.

Alexander mengatakan jangkauan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi. Relawan tidak ingin memaksakan agama mereka kepada orang-orang.

“Kami pergi pintu ke pintu tidak memberitahu bahwa mereka harus menjadi muslim,” katanya. “Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami adalah Islam dan mereka mungkin akan berpikir hal-hal tentang kita. Tapi tolong beri kami kesempatan untuk memberitahu Anda apa yang kami yakini.”

Riaz mengatakan penerimaan pada kegiataan pertablighan dari pintu ke pintu dan acara pameran mendapatkan respon yang sangat positif.

“Orang-orang sangat terkesan,” katanya. “Mereka menikmati melihat sisi damai Islam yang jarang digambarkan dalam berita.”

Sumber: http://www.themuslimtimes.org/2012/01/countries/canada/ahmadiyya-youth-spreading-the-message-of-peace ; http://barackmessi.blogspot.com/2012/02/pemuda-ahmadiyah-menyebarkan-pesan.html  Sumber: Agama Islam

Voice of America
Banyak Muslim khawatir bahwa serangan teroris yang dilakukan mengatasnamakan Islam menciptakan kesan palsu bahwa iman adalah yang sifatnya kekerasan. Sekelompok Muslim Amerika telah meluncurkan kampanye di Times Square untuk melawan kesan tersebut.

Di tengah nyala lampu di Times Square di New York City berada iklan berbagai barang dan jasa - dari restoran ke teater, dari obat-obatan sampai tim bisbol New York Yankees.
Musim liburan ini, ada juga video 15 detik yang disponsori oleh umat Islam untuk Perdamaian, sebuah kelompok yang mengikuti tradisi damai dalam Islam. Ini mempromosikan pesan Islam, kesetiaan cinta dan kedamaian.

Sayangnya umat Islam kadang-kadang di cap sebagai terorisme, atau tidak loyal pada negara (Amerika), tetapi Ajaran kami adalah sangat fundamental, yaitu harus cinta pada negara dimana dia tinggal.

Dia mengatakan kampanye "Muslim for Peace" digalakkan sebagai tanggapan terhadap usaha pemboman teroris di Times Square di bulan Mei tahun lalu". Kami memutuskan bahwa kami tidak ingin hanya duduk dan mengutuk terorisme dari tempat duduk kami, tapi kami benar-benar ingin keluar dan menunjukkan kepada orang bahwa kita adalah Muslim yang damai". ujarnya lagi.

Seiring dengan video tersebut kegiatan di Times Square dan seluruh Amerika adalah membagi-bagikan selebaran kepada para pejalan kaki.

Hal ini untuk menjelaskan bahwa kampanye "Muslims for Peace" adalah bagian dari Komunitas Muslim Ahmadiyah, sebuah kelompok Islam yang terorganisir lebih dari satu abad yang lalu. Pendirinya, Mirza Ghulam Ahmad dari India, mendesak pengikutnya untuk membela Islam tidak dengan pedang, melainkan dengan pena (tulisan). Muslim Ahmadiyah mengklaim lebih dari 15.000 masjid dan puluhan juta pengikut.

Di antara mereka yang mendapat brosur itu Joe Coyle, seorang agen real estate komersial dari New Jersey. "Saya sudah berkeliling seluruh Amerika Serikat. Kami di sini hanya berkumpul dan membangun negara kita untuk membuat hal-hal besar di sini. Saya mendukung setiap hal baik yang sedang dilakukan. Saya punya banyak teman dari banyak agama dan begitulah seharusnya. Saya berharap mereka beruntung hari ini dan bagi mereka dapat menjangkau dan belajar pesan mereka, semoga Allah memberkati, "katanya.

Ahmad Chaudry mengatakan bahwa Muslim militan, khususnya pelaku teroris 11 sepetember 2001, telah memberikan kesan mendalam pada media dan benak orang di seluruh dunia. Chaudry mengatakan  anggota "Muslims for PEace" berusaha menghilangkan pandangan palsu bahwa mereka mewakili Islam. Keimanan sejati, jelas dia, adalah salah satunya adalah cinta pada orang lain, cinta pada negeri dan perdamaian untuk semua.
Sumber: http://www.alislam.org/egazette/updates/us-group-launches-campaign-to-promote-peaceful-image-of-islam/ 

Minggu, 02 Maret 2014

Senin, 25 November 2013 11:43 WITA

Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID,  MANADO -  Intoleransi beragama masih jadi ancaman bagi kehidupan pluralisme di Indonesia.
Demikian pandangan Bara Hasibuan Walewangko, Politisi  Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut Calon Legislatif nomor Urut 1 PAN Dapil Sulut ini, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya lebih aktif lagi menangani kasus intoleransi beragama di Tanah Air.
"Saya melihat, dalam kasus-kasus intoleransi seperti penutupan rumah-rumah ibadah, pemerintah terkesan tak bisa bertindak tegas," katanya pekan lalu, kepada Tribun Manado.
"Terkadang, nanti ketika ada korban jiwa baru bertindak," ucapnya lagi.
Ia menyampaikan, kadang sikap yang diambil pemerintah ini sangat bertolak belakang dengan kebijakan yang dilakukan negara lain. Semisal keberagaman agama Amerika Serikat.
Di saat ada polemik pada pembangunan Islamic Center di lokasi terjadinya peristiwa 9 September, pemerintah AS bersikap bijaksana. Meski banyak yang melayangkan protes atas usulan tersebut karena dinilai tidak peka dengan keluarga korban.
"Tapi ketika itu, Presiden Barack Obama menegaskan umat Muslim berhak mendirikan rumah ibadah di mana saja dan hal tersebut sesuai dengan konstitusi Amerika," papar Bara.
Lanjut Bara, penegasan itu disampaikan Barack Obama di sela acara buka puasa bersama dan jelang pemilihan anggota kongres dan sangat berisiko.
"Obama berani ambil risiko karena memang konstitusi Amerika Serikat seperti itu," kata politisi berdarah Minahasa ini.
Peristiwa itu bukan kali pertama terjadi di negara Paman Sam. Menurut Bara, masih banyak rentetan  kebijakan pemerintah di AS yang sesuai konstitusi, meski harus mengambil risiko politik.
Ia pun menantang pemerintah Indonesia memberlakukan hal yang sama.  Ketegasan pemerintah di AS mengenai dasar konstitusi harusnya diambil juga oleh SBY dalam menangani kasus intoleransi di Indonesia. Karena ia menilai selama ini SBY terkesan lemah menangani permasalahan intoleransi agama
"Dasar negara dan konstitusi kita adalah Pancasila, di mana setiap warga negara memiliki hak yang sama memeluk agama dan beribadah," kata pengamat pemerintahan dan Politik Nasional ini.
Bara menganggap, SBY belum mengambil keputusan yang tegas di mana, masyarakat berhak memeluk agama sesuai konstitusi negara, termasuk asas demokrasi. 
Misalnya  kasus GKI Yasmin, lanjut Bara SBY sebenarnya bisa menggunakan keputusan MA untuk mengawal pelaksanaannya di GKI Yasmin.
Namun malah menyerahkan pemerintah daerah Bogor menyelesaikannya.
"Padahal ini menyangkut nilai-nilai dasar yang jadi fundamental negara ini. Apa yang terjadi saat ini karena sikap tidak tegas SBY," ungkapnya. (adv)
Penulis: Ryo_Noor
Editor: Andrew_Pattymahu
Diteruskan oleh:
Taman Pustaka Arief Rahman Hakim
Alamat : Jl. Atmosukarto 15 Kotabaru Yogyakarta 55224 Telp./Fax (0274) 586723
website : http://www.arhlibrary.com

Wonosobo: Kamis (20/2/14) pukul 19.30 WIB menjadi malam di mana kebersamaan itu ada. Sebuah pertemuan bersama lintas iman yang diselenggarakan Forum Umat Beriman (FUB) di hotel Surya Asia.
Koordinator Forum Umat Beriman (FUB), Haqqi Al-Ansori, S.Ag telah mengundang para tokoh agama dan keyakinan pada kesempatan malam itu. Sebut saja seperti dari Katholik, yaitu Romo Matius Sumpama, M.Sc. beserta beberapa anggota jemaatnya.
Add caption
Dari Hindu, datang Bapa Made, dari Konghucu ada Hasan Akli dan Salim dari Tao. Komunitas Gusdurians juga hadir, ada Syarif,  Zainuddin, Gus Nizam dan lain-lain.
IJABI juga datang, ada M. Arman Jauhari dan Musthafa. Termasuk dari kalangan Pangestu, Penghayat kepercayaan, warga Tionghoa, seniman, bahkan pemilik hotel Surya Asia.
Kalangan jamaah muslim Ahmadiyah pun hadir, yaitu mubaligh Sajid Ahmad Sutikno, dan wakil ketua DPD JAI Wonosobo Kyai Sis Ahmad Afandi.
Acara diawali dengan santap malam. Usai santap malam, koordinator FUB membuka acara dan menjelaskan tujuan pertemuan selama empat jam tersebut.
Koordinator membahas rencana-rencana ke depan bagaimana Wonosobo lebih maju lagi dalam keharmonisan umat beragama. Misalnya diadakan pertemuan lintas agama di semua kecamatan-kecamatan secara bergiliran, mengadadakan kerjasama kegiatan sosial, pameran lintas agama, pasar murah lintas agama, kemah lintas agama, wisata religi dan mungkin juga di bidang kemanusiaan lainnya
Tujuannya, agar masyarakat lebih memahami kerukunan dan toleransi umat beragama di Wonosobo[SAS]. Baca juga > http://warta-ahmadiyah.org/fub-wonosobo-selenggarakan-pertemuan-lintas-iman/

SEMARANG, suaramerdeka.com - Jemaat Ahmadiyah telah ada di Indonesia sejak 1925 bersamaan dengan berdirinya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Dalam usianya yang ke-89, keberadaan Ahmadiyah justru selalu digugat keberadaannya oleh masyarakat Indonesia. Meski ajaran Jemaat Ahmadiyah berasal dari Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani, komunitas ini dahulu diakui oleh Presiden Soekarno atas perannya dalam pertumbuhan kehidupan beragama perjuangan kemerdekaan.
Menurut Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr Munawar Ahmad, kehadiran Ahmadiyah juga telah memberi peran yang signifikan terhadap modernisasi pemikiran keagamaan dan mendorong lahirnya gerakan anti kolonial berdasar pada persamaan hak dan kesetaraan tanpa melakukan resistensi politik yang terbuka.
"Periode 1950-an merupakan periode pahit bagi Ahmadiyah di Jawa Barat. Pada 1953 pun pemerintah mengesahkan Ahmadiyah sebagai badan hukum. Tapi, pada 2008, dikeluarkan SKB yang meminta menghentikan kegiatannya. Penyerbuan kepada Ahmadiyah pun terjadi di mana-mana," ujar Munawar saat Pisah Sambut Mubaligh Wilayah Jateng-Timur dan bedah buku Candy's Bowl (Politik Kerukunan Umat Beragama) di Indonesia karyanya di Masjid Jemaat Ahmadiyah Jalan Erlangga Raya.
Untuk mengurai bagaimana politik kerukunan beragama terjadi, Munawar pun memunculkan konsep candy's bowl atau tempat permen sebagai imajinasi dari bentuk sosial yang berupaya menampung warna, rasa, tampilan dari keunikan yang dimiliki masyarakat.
Meski warna, rasa, dan tampilan masing-masing elemen itu mencolok, kata Munawar, tiap elemen itu tidak saling mengubah warna, rasa maupun tampilan. Melainkan mereka di dalam wadah permen tersebut saling menguatkan satu sama lain secara utuh sebagai masyarakat yang bhinneka.
"Politik kerukunan Candy's Bowl menjadi alternatif pengelolaan kerukunan ala Indonesia. Belajar dari kasus Jemaat Ahmadiyah Indonesia, para pengamat dan penggerak kerukunan dunia dapat belajar sebuah geneologi lahirnya singular violence, collective violence, hingga menjadi structural violence sebagai mekanisme ketidakadilan terhadap bentuk sosial yang intimidatif. Dalam situasi tersebut, politik memegang kendali untuk mampu melakukan balancing agar dinamisasi sosial kembali normal," paparnya.

Sementara itu menurut Direktur Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Tedi Kholiludin, membicarakan tentang Ahmadiyah selama ini selalu dikaitkan dengan konflik, bunuh, sesat, dan kafir, bukan pada masalah teologi. Selalu saja ada upaya menghilangkan Ahmadiyah dari peta sejarah di Indonesia.
"Tiga tahun terakhir ini ada empat kasus pembatasan terhadap hak bebas beragama yang berkaitan dengan Ahmadiyah di Jawa Tengah yang kami pantau. Pembatasan itu merupakan upaya dari golongan lain yang tidak menginginkan keberadaan Ahmadiyah. Tapi, di Jateng bisa eksis di tengah masyarakat yang plural," katanya.
Usai bedah buku setebal 350 halaman, mubaligh Ahmadiyah Jateng Timur Syaiful Uyun pun berpamitan kepada jamaah Ahmadiyah serta beberapa lembaga yang hadir, karena pindah tugas di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.
Mubaligh Ahmadiyah Jateng-Timur yang baru, Asep Jamaludin pun berharap apa yang telah dilakukan selama menjadi mubaligh di Priangan Timur Jawa Barat dalam membangun hubungan yang baik dengan ormas, pondok pesantren dan masyarakat juga dapat terwujud di Jawa Tengah.
( Muhammad Syukron / CN38 / SMNetwork )
Sumber: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_smg/2014/02/23/192103/Candys-Bowl-Jadi-Alternatif-Pengelolaan-Kerukunan-Beragama

Diteruskan oleh:
Wonosobo, Selasa (28/1/14)
Pukul 09:30 WIB Jemaat Ahmadiyah dan Muslim Television Ahmadiyah (MTA) telah Bersilaturahmi kepada Bupati Wonosobo Drs. H. Abdul Kholiq Arif, MSi di Pendopo. Tim silaturahmi terdiri dari kontributor TV Muslim (MTA) Munawar Aziz, SH, Mubwil Jateng Tengah Mln. Nurhadi, mubaligh Jemaat Bendungan Mln. Erik Ahmad Fatih dan mubaligh Jemaat Wonosobo Mln. Sajid Ahmad Sutikno.
Dalam kesempatan itu pihak Jemaat Ahmadiyah menyampaikan maksud kehadirannya dan dari TV Muslim akan mengangkat Wonosobo beserta potensi yang dimilikinya ke kanca Internasional untuk kesekian kalinya, diantaranya sebagai kabupaten harmonis dan toleran. Bupati banyak menyampaikan hal penting, antara lain: Islam mengajarkan kepada umatnya tentang humanisme atau humanitas dalam konteks ajaran prinsip kemanusiaan. Sedangkan pandangan terhadap Islam sebagai agama keji, kejam, identik dengan pedang harus diluruskan dalam konteks yang sesungguhnya. Islam itu agama kemanusiaan, Rasulullah SAW itu memberikan ajaran kemanusiaan, Alquran itu memberikan pengajaran kemanusiaan. Al-hadis dan as-sunah memberikan ajaran kemanusiaan. Kalam orang-orang suci dalam islam juga memberikan pengajaran kemanusiaan. Inilah yang sedang diterapkan di Wonosobo.

Selanjutnya Bupati mengatakan bahwa Allah itu sudah mengajarkan toleransi dalam Alquran, "lakum diinukum waliyadin" agamamu agamamu, agamaku agamaku. Inilah konsep toleransi tertinggi. Sementara itu, dalam menghadapi tahun 2014 sebagai tahun politik, Bupati mengatakan bahwa, tahun ini mulai kita lewati dengan strategi Tuhan memberikan cobaan berupa banjir, tanah lonsor, angin puting beliung dll. Di mana konstekstualisasi ajaran kepemimpinan adalah yang pro terhadap lingkungan menjadi sesuatu yang sustainable. Filosofi yang dapat kita ambil dalam momentum 2014 sebagai tahun politik adalah mari kita cari wakil-wakil rakyat, mari kita cari pemimpin-pemimpin umat, yang bisa dan mau tahu  kondisi alam semesta. Pemimpin yg baik adalah pemimpin yang peduli alam semesta juga.

Kemudian bupati menyampaikan tentang tema gotong royong. Ia menukil firman Allah swt "wa'tashimu bihablillahi jami'a wa laa tafarroqu", ayat ini mengajarkan tentang gotong-royong, ia menjadi sarana keharmonisan, bagaimana kita menciptakan kebersamaan. Melalui tema gotong-royong yang sedang terus kita galakan di Kabupaten Wonosobo. Hal ini berguna untuk membina karakter-karakter masyarakat menuju kedamaian yang lebih sistemik. Ini kita gerakan ke dalam banyak momentum, baik momentum gotong royong di masyarakat desa, atau pun masyarakat kota.

Selain itu, Bupati juga menyinggung tentang trend global. Ia mengatakan, bahwa  dirinya mengikuti trend global, yaitu akan ada study analisa akademik, Wonosobo akan menjadi kabupaten ramah Hak Asasi Manusia. Ada 18 tema yang diangkat, salah satunya adalah menebarkan senyum, menebarkan kedamaian pada semua pemeluk agama untuk saling menghormati satu sama lain. Ini poin penting. Negara, pemerintah wajib mencari cela-cela untuk selalu ciptakan kondusifitas bagi semua secara lebih normal. Kita akan tunjukan, bahwa Islam itu bisa memberi toleransi kepada masyarakat-masyarakat yang tidak Islam. Kemudian Bupati menyampaikan, bahwa para pengikut agama memiliki keyakinan-keyakinan, dimana keyakinan-keyakinan itu sendiri tidak bisa dibeli, dan kita tidak akan mampu membelinya. Itu harus dihargai dan dihormati.

Berbicara konsep dakwah, adalah konsep mengingatkan, tentang sebuah ajaran yg hak, tetapi siapa pun tidak bisa memberikan hidayah kepada manusia kecuali Allah swt. Jadi "laa ikroha fiddin" tidak ada pemaksaan dalam beragama, ini berlaku mutlak bagi siapapun. Ini dasar pemahaman yang utuh, yang akan diangkat sebagai pasal pertama dari kabupaten ramah HAM. Demikian pula dlm pemahaman-pemahaman antar kelompok, antar sekte, antar mazhab dalam setiap aliran dalam setiap agama, ada toleransi. Paham mu kamu pegang dengan baik, pahamku akan aku pegang dengan sempurna. Ini bagian dari pembelajaran dari keumatan, dalam konteks Negara berbhineka tunggal ika, yang secara ajaran apapun, Pancasila itu lengkap sudah memberikan statmen utuh tentang itu.

Kemudian ia meneruskan, bahwa konsep mengenai kabupaten ramah HAM, insyaallah pada bulan Februari 2014 ini sudah mulai kita kaji, kita akan datangkan praktisi HAM dunia, dari Korea Selatan, mereka akan bantu kita, mudah-mudahan praktisi dari Bercelona, Spanyol juga, akan bantu kita, untuk menciptakan satu tema-tema kemanusiaan dalam kehidupan di Indonesia, Wonosobo akan mulai. Dalam 18 tema kabupaten ramah HAM ada juga masalah-masalah teknis mengenai pola metode dalam membangun fasilitas-fasilitas umum, yang pro terhadap anak, perempuan, orang-orang devable, dan orang-orang yang tidak berkemampuan, ada juga masalah-masalah sepeleh seperti membikin taman-taman kota, membikin public speech, yang memungkinkan orang itu bersilaturahmi, berolahraga dll, yang mengidentifikasikan kabupaten ramah HAM. Yang akan kita ciptakan menjadi sebuah sistem, termasuk sistem berkehidupan damai (harmonis).

Kemudian Bupati menyampaikan seputar pertanyaan publik "Besok jika bapak sudah tidak menjabat, lalu yang ganti siapa?" Ia menjawab, yang akan mengganti adalah orang-orang yang paham terhadap sistem, kita sedang membikin sistem itu, keamanan harus menjadi sistem yang baik ditingkat lokal, toleransi harus menjadi sistem yang baik di tingkat lokal. Menurutnya ini semua adalah produktifitas.

Selanjutnya, Bupati menyampaikan pengalamannya bertemu Khalifah Islam Ahmadiyah Internasional di Singapura beberapa bulan lalu. Setelah mendengar konsep perdamaian dari Khalifah, apakah bisa diterapkan menjadi konsep di Indonesia?, tanya wartawan TV Muslim. Katanya, produktifitasnya sangat luar biasa. Manusia itu butuh hidup nyaman, butuh hidup aman, butuh hidup damai. Dan konsep Rasulullah saw adalah berikan pipi kirimu ketika pipi kananmu ditampar orang, bahasa yang sederhana adalah berikan senyum ketika ada caci maki, jadi tidak perlu ada kemarahan, Khalifah sudah membuat statmen yang sudah sangat luar biasa, dan ini adalah produk yang luar biasa, (sambil angkat 2 jempolnya) bupati bilang hebat, tinggal bagaimana kita sebagai masing-masing orang itu memaknainya dalam kontekstualisasi sebagai ajaran damai, bagi setiap orang yang beragama. Mereka yang anarkis harus mengatur nafsunya, mereka yang ngaku paling Islam itu, tidak perlu angkat nafsunya atau kemarahannya, berlaku anarkis, karena Islam itu agama damai, dan Islam ajarkan hal itu.

Ia melanjutkan, jadi implementasinya kuat, kebencian dibalas dengan darma, maka semua makhluk hidup akan merasa berbahagia. Dan ini yang saya tangkap dari Khalifah. Khalifah berusaha mengembalikan citra Islam yang digambarkan dengan kekerasan, digambarkan sebagai agama haus darah dan pedang atau pembunuhan oleh dunia, menjadi Islam yang damai. Islam yang penuh keramahan, islam yang benar-benar menjaga bumi,...."Dunia harus berterimaksih kepada Khalifah", tambahnya. Harapan selanjutnya, Bupati ingin bisa melihat langsung secara utuh perkembangan-perkembangan Islam di dunia (di Eropa dll), berharap Islam bisa bangkit dan kembali seperti masa-masa silam yang luar biasa.

Jemaat Ahmadiyah dan para tokoh lintas agama Wonosobo di depan pendopo setelah wawancara
Kemudian TV Muslim internasional (MTA) melanjutkan liputannya ke Koperasi dan beberapa lokasi UKM di Wonosobo. Seperti pembuatan tiwul instan, keripik terong, keripik tempe, kerajinan tangan dll. Juga wawancara beberapa tokoh lintas iman antara lain Ketua FUB Wonosobo Haqqi Al-Ansori, S.Ag, Romo Katholik Philipus S. Dewantoro, MSC, aktifis GUSDURIAN sdr. Syarif, wartawan Wonosobo Ekspres sdr Agus, tokoh IJABI M. Arman. Kemudian menuju PCNU mengadakan wawancara kepada ketua GP Ansor Asma Khozein dan perwakilan Banser Ngakib Al-Ghozali. Hasil silaturahmi dan liputan ini akan ditayangkan TV Muslim Ahmadiyah Internasional (MTA). Salam damai dari Wonosobo.(SAS)

Liputan dengan Kepala Koperasi Wonosobo

Ketua GP Ansor, Bpk. Asma Khozein

Kunjungan dan wawancara dengan GP Ansor Wonosobo

Editor: Rakhmat Fithri Adi