Wonosobo, Selasa (28/1/14)
Pukul 09:30 WIB Jemaat Ahmadiyah dan Muslim Television Ahmadiyah
(MTA) telah Bersilaturahmi kepada Bupati Wonosobo Drs. H. Abdul Kholiq
Arif, MSi di Pendopo. Tim silaturahmi terdiri dari kontributor TV Muslim
(MTA) Munawar Aziz, SH, Mubwil Jateng Tengah Mln. Nurhadi, mubaligh
Jemaat Bendungan Mln. Erik Ahmad Fatih dan mubaligh Jemaat Wonosobo Mln.
Sajid Ahmad Sutikno.
Dalam kesempatan itu pihak Jemaat Ahmadiyah menyampaikan maksud
kehadirannya dan dari TV Muslim akan mengangkat Wonosobo beserta potensi
yang dimilikinya ke kanca Internasional untuk kesekian kalinya,
diantaranya sebagai kabupaten harmonis dan toleran. Bupati banyak
menyampaikan hal penting, antara lain: Islam mengajarkan kepada umatnya
tentang humanisme atau humanitas dalam konteks ajaran prinsip
kemanusiaan. Sedangkan pandangan terhadap Islam sebagai agama keji,
kejam, identik dengan pedang harus diluruskan dalam konteks yang
sesungguhnya. Islam itu agama kemanusiaan, Rasulullah SAW itu memberikan
ajaran kemanusiaan, Alquran itu memberikan pengajaran kemanusiaan.
Al-hadis dan as-sunah memberikan ajaran kemanusiaan. Kalam orang-orang
suci dalam islam juga memberikan pengajaran kemanusiaan. Inilah yang
sedang diterapkan di Wonosobo.
Selanjutnya Bupati mengatakan
bahwa Allah itu sudah mengajarkan toleransi dalam Alquran, "lakum
diinukum waliyadin" agamamu agamamu, agamaku agamaku. Inilah konsep
toleransi tertinggi. Sementara itu, dalam menghadapi tahun 2014 sebagai
tahun politik, Bupati mengatakan bahwa, tahun ini mulai kita lewati
dengan strategi Tuhan memberikan cobaan berupa banjir, tanah lonsor,
angin puting beliung dll. Di mana konstekstualisasi ajaran kepemimpinan
adalah yang pro terhadap lingkungan menjadi sesuatu yang sustainable.
Filosofi yang dapat kita ambil dalam momentum 2014 sebagai tahun politik
adalah mari kita cari wakil-wakil rakyat, mari kita cari
pemimpin-pemimpin umat, yang bisa dan mau tahu kondisi alam semesta.
Pemimpin yg baik adalah pemimpin yang peduli alam semesta juga.
Kemudian
bupati menyampaikan tentang tema gotong royong. Ia menukil firman Allah
swt "wa'tashimu bihablillahi jami'a wa laa tafarroqu", ayat ini
mengajarkan tentang gotong-royong, ia menjadi sarana keharmonisan,
bagaimana kita menciptakan kebersamaan. Melalui tema gotong-royong yang
sedang terus kita galakan di Kabupaten Wonosobo. Hal ini berguna untuk
membina karakter-karakter masyarakat menuju kedamaian yang lebih
sistemik. Ini kita gerakan ke dalam banyak momentum, baik momentum
gotong royong di masyarakat desa, atau pun masyarakat kota.
Selain
itu, Bupati juga menyinggung tentang trend global. Ia mengatakan,
bahwa dirinya mengikuti trend global, yaitu akan ada study analisa
akademik, Wonosobo akan menjadi kabupaten ramah Hak Asasi Manusia. Ada
18 tema yang diangkat, salah satunya adalah menebarkan senyum,
menebarkan kedamaian pada semua pemeluk agama untuk saling menghormati
satu sama lain. Ini poin penting. Negara, pemerintah wajib mencari
cela-cela untuk selalu ciptakan kondusifitas bagi semua secara lebih
normal. Kita akan tunjukan, bahwa Islam itu bisa memberi toleransi
kepada masyarakat-masyarakat yang tidak Islam. Kemudian Bupati
menyampaikan, bahwa para pengikut agama memiliki keyakinan-keyakinan,
dimana keyakinan-keyakinan itu sendiri tidak bisa dibeli, dan kita tidak
akan mampu membelinya. Itu harus dihargai dan dihormati.
Berbicara
konsep dakwah, adalah konsep mengingatkan, tentang sebuah ajaran yg
hak, tetapi siapa pun tidak bisa memberikan hidayah kepada manusia
kecuali Allah swt. Jadi "laa ikroha fiddin" tidak ada pemaksaan dalam
beragama, ini berlaku mutlak bagi siapapun. Ini dasar pemahaman yang
utuh, yang akan diangkat sebagai pasal pertama dari kabupaten ramah HAM.
Demikian pula dlm pemahaman-pemahaman antar kelompok, antar sekte,
antar mazhab dalam setiap aliran dalam setiap agama, ada toleransi.
Paham mu kamu pegang dengan baik, pahamku akan aku pegang dengan
sempurna. Ini bagian dari pembelajaran dari keumatan, dalam konteks
Negara berbhineka tunggal ika, yang secara ajaran apapun, Pancasila itu
lengkap sudah memberikan statmen utuh tentang itu.
Kemudian ia
meneruskan, bahwa konsep mengenai kabupaten ramah HAM, insyaallah pada
bulan Februari 2014 ini sudah mulai kita kaji, kita akan datangkan
praktisi HAM dunia, dari Korea Selatan, mereka akan bantu kita,
mudah-mudahan praktisi dari Bercelona, Spanyol juga, akan bantu kita,
untuk menciptakan satu tema-tema kemanusiaan dalam kehidupan di
Indonesia, Wonosobo akan mulai. Dalam 18 tema kabupaten ramah HAM ada
juga masalah-masalah teknis mengenai pola metode dalam membangun
fasilitas-fasilitas umum, yang pro terhadap anak, perempuan, orang-orang
devable, dan orang-orang yang tidak berkemampuan, ada juga
masalah-masalah sepeleh seperti membikin taman-taman kota, membikin
public speech, yang memungkinkan orang itu bersilaturahmi, berolahraga
dll, yang mengidentifikasikan kabupaten ramah HAM. Yang akan kita
ciptakan menjadi sebuah sistem, termasuk sistem berkehidupan damai
(harmonis).
Kemudian Bupati menyampaikan seputar pertanyaan
publik "Besok jika bapak sudah tidak menjabat, lalu yang ganti siapa?"
Ia menjawab, yang akan mengganti adalah orang-orang yang paham terhadap
sistem, kita sedang membikin sistem itu, keamanan harus menjadi sistem
yang baik ditingkat lokal, toleransi harus menjadi sistem yang baik di
tingkat lokal. Menurutnya ini semua adalah produktifitas.
Selanjutnya,
Bupati menyampaikan pengalamannya bertemu Khalifah Islam Ahmadiyah
Internasional di Singapura beberapa bulan lalu. Setelah mendengar konsep
perdamaian dari Khalifah, apakah bisa diterapkan menjadi konsep di
Indonesia?, tanya wartawan TV Muslim. Katanya, produktifitasnya sangat
luar biasa. Manusia itu butuh hidup nyaman, butuh hidup aman, butuh
hidup damai. Dan konsep Rasulullah saw adalah berikan pipi kirimu ketika
pipi kananmu ditampar orang, bahasa yang sederhana adalah berikan
senyum ketika ada caci maki, jadi tidak perlu ada kemarahan, Khalifah
sudah membuat statmen yang sudah sangat luar biasa, dan ini adalah
produk yang luar biasa, (sambil angkat 2 jempolnya) bupati bilang hebat,
tinggal bagaimana kita sebagai masing-masing orang itu memaknainya
dalam kontekstualisasi sebagai ajaran damai, bagi setiap orang yang
beragama. Mereka yang anarkis harus mengatur nafsunya, mereka yang ngaku
paling Islam itu, tidak perlu angkat nafsunya atau kemarahannya,
berlaku anarkis, karena Islam itu agama damai, dan Islam ajarkan hal
itu.
Ia melanjutkan, jadi implementasinya kuat, kebencian
dibalas dengan darma, maka semua makhluk hidup akan merasa berbahagia.
Dan ini yang saya tangkap dari Khalifah. Khalifah berusaha mengembalikan
citra Islam yang digambarkan dengan kekerasan, digambarkan sebagai
agama haus darah dan pedang atau pembunuhan oleh dunia, menjadi Islam
yang damai. Islam yang penuh keramahan, islam yang benar-benar menjaga
bumi,...."Dunia harus berterimaksih kepada Khalifah", tambahnya. Harapan
selanjutnya, Bupati ingin bisa melihat langsung secara utuh
perkembangan-perkembangan Islam di dunia (di Eropa dll), berharap Islam
bisa bangkit dan kembali seperti masa-masa silam yang luar biasa.

Jemaat Ahmadiyah dan para tokoh lintas agama Wonosobo di depan pendopo setelah wawancara
Kemudian TV Muslim internasional (MTA) melanjutkan liputannya ke
Koperasi dan beberapa lokasi UKM di Wonosobo. Seperti pembuatan tiwul
instan, keripik terong, keripik tempe, kerajinan tangan dll. Juga
wawancara beberapa tokoh lintas iman antara lain Ketua FUB Wonosobo
Haqqi Al-Ansori, S.Ag, Romo Katholik Philipus S. Dewantoro, MSC, aktifis
GUSDURIAN sdr. Syarif, wartawan Wonosobo Ekspres sdr Agus, tokoh IJABI
M. Arman. Kemudian menuju PCNU mengadakan wawancara kepada ketua GP
Ansor Asma Khozein dan perwakilan Banser Ngakib Al-Ghozali. Hasil
silaturahmi dan liputan ini akan ditayangkan TV Muslim Ahmadiyah
Internasional (MTA). Salam damai dari Wonosobo.(SAS)

Liputan dengan Kepala Koperasi Wonosobo

Ketua GP Ansor, Bpk. Asma Khozein

Kunjungan dan wawancara dengan GP Ansor Wonosobo
Editor: Rakhmat Fithri Adi